Senin, 03 Maret 2014

 
Buah berkulit coklat ini mirip manggis, namun tekstur daging buahnya berbeda. Dalam setiap buah ada beberapa juring. Rasanya manis, dan dapat ditelan bersama bijinya. Buah kapul ini merupakan buah khas Kalimantan yang sudah lumayan langka akibat penebangan hutan yang semakin luas .dan buah ini hanya dapat di jumpai di daerah kalimantan dan sekitarnya saja.
http://try2bcoolnsmart.wordpress.com/2010/01/17/musim-buah-2/

mangga kasturi

Mangga kasturi, Sang Maskot Kalimantan Selatan ternyata telah ditetapkan sebagai salah satu tumbuhan yang “punah in situ” (Extinct in the Wild). Artinya Kasturi, salah satu spesies mangga yang menjadi flora identitas provinsi Kalimantan Selatan ini telah punah dari habitat aslinya.
Kasturi yang dalam bahasa ilmiah (latin) disebut Mangifera casturi, merupakan salah satu dari sekitar 31 jenis mangga yang dapat ditemukan di Kalimantan, Indonesia. Bahkan, mangga yang dalam bahasa Inggris selain disebut kasturi juga dinamakan Kalimantan Mango ini merupakan tumbuhan endemik Kalimantan. Sayang, IUCN redlist melabelinya sebagai Extinct in the Wild atau telah punah dari habitat aslinya.
Mangifera casturi mempunyai pohon yang mampu mencapai tinggi 25 meter dengan diameter batang antara 40-110 cm. Kulit kayu kasturi berwarna putih keabu-abuan sampai coklat terang. Daun berbentuk lanset dengan ujung yang meruncing. Saat muda daun kasturi berwarna ungu tua. Buah kasturi seperti buah mangga lainnya namun berukuran lebih kecil dengan berat kurang dari 80 gram.
Buah mangga kasturi, maskot Kalimantan Selatan yang berstatus 'punah in situ'
Ada 3 varietas kasturi yaitu kasturi, cuban, dan asem pelipisan. Kasturi mempunyai buah membulat telur seperti mangga kecil, kulit buah tipis berwarna hijau bertotol hitam ketika muda dan menjadi kehitaman ketika tua. Daging buah berwarna oranye gelap. Varietas ini mempunyai aroma yang lebih harum dibandingkan varietas lainnya.
Varietas kedua, cuban (kastuba) memiliki buah membulat telur, dengan kulit buah berwarna kemerahan, tidak menjadi hitam ketika tua, kulit buahnya sangat mudah dipisahkan dari daging buahnya. Daging buah berwarna kuning oranye.
Sedang varietas ketiga, asem pilipisan atau palipisan mempunyai buah menjorong, datar berwarna hijau pucat dengan totol hitam, bila tua tetap hijau. Daging buahnya berwarna hijau oranye kuning, berserat banyak.
Spesies mangga yang ditetapkan sebagai flora identitas provinsi Kalimantan Selatan berdasarkan keputusan Menteri Dalam Negeri No. 48 tahun 1989 ini merupakan tanaman endemik yang hanya tumbuh di Kalimantan Selatan saja. Kasturi dapat tumbuh dengan baik di dataran rendah pada tanah aluvial dan lateral yang cukup air.
Kasturi Punah In Situ. Kasturi (Mangifera casturi) oleh IUCN Redlist dimasukkan dalam daftar tumbuhan berstatus konservasi Extinct in the Wild atau punah di alam liar (punah in situ) sejak 1998. Kepunahan spesies ini diakibatkan oleh rusaknya habitat akibat deforestasi hutan dan perambahan hutan.
Untungnya masih ada yang membudidayakan tanaman ini di kebun-kebun dan pekarangan rumah. Budidaya oleh penduduk ini banyak dilakukan di kecamatan Mataraman kabupaten Banjar, provinsi Kalimantan Selatan. Bahkan mangga ini juga telah ditanam dibeberapa daerah lainnya.
Meskipun masih belum punah dan masih dibudidayakan tetapi status Extinct in the Wild tentunya menjadi kerugian yang besar bagi keanekaragaman genetis flora Indonesia. Semoga status kasturi ini tidak disusul tumbuhan (dan satwa) lainnya.
http://alamendah.org/2010/09/16/mangga-kasturi-maskot-kalimantan-selatan-yang-punah-in-situ/

buah karamunting


Buah Karamunting

                  Buah Karamunting. Photo:


 Walau nampak kurang menarik, Karamunting (Rhodomyrtus tomentosa atau Ochthocharis bornensis Bl), ternyata mempunyai beberapa khasiat. Dibeberapa daerah dikenal dengan nama yang berbeda, di Pekanbaru disebut dengan Kalamunting, di Sumatera Utara dikenal dengan nama Haramonting dan di Jawa Barat dikenal dengan nama Harendong Sabrang. Sedangkan di Palangka Raya, Karamunting dapat kita temui di hampir setiap lahan kosong berpasir.
Karamunting tumbuh seperti semak-semak. Menjelang matang, warna buah yang semula berwarna hijau menjadi merah kecokelatan sampai hitam dan bisa dikosumsi.
Di daerah pegunungan Himalaya, tanaman Karamunting digunakan dan dipercaya sebagai pagar pemutus api jika terjadi kebakaran hutan. Di Vietnam, buah Karamunting digunakan untuk menghasilkan minuman berakohol sejenis minuman anggur yang disebut dengan “ru’qu sim”. Sedangkan di Hawaii, Karamunting dianggap sebagai gulma atau semak pengganggu yang perlu dibasmi.
Di Indonesia, selain sebagai obat, kandungan “tannin” didalam akar Karamunting atau zat warna Karamunting digunakan sebagai pewarna hitam dan telah digunakan untuk menghitamkan gigi dan alis.
Secara farmakologi, Karamunting mempunyai 3 manfaat:
1. Hemostasia
Buah Karamunting menunjukkan efek hemostatik dalam saluran pencernaan bagian atas dan melawan Metrorrhagia penyebab pendarahan pada wanita. Akar Karamunting juga bisa meningkatkan jumlah trombosit, meningkatkan tingkat fibrinogen, dan otot kontrak pembuluh darah halus.
2. Efek adaptif
Buah Karamunting meningkatkan tingkat hemoglobin dan jumlah sel darah merah. Hal ini juga meningkatkan antianoxic, rasa dingin dan kemampuan melawan kelelahan organisme.
3. Anti-bakteri
Dalam sebuah penelitian menunjukkan bahwa buah Karamunting dan ekstrak akar menghambat Staphylococcus aureus penyebab nanah. Karamunting juga menghambat E. coli dan Staphylococcus aureus.
Karamunting sendiri sudah diteliti secara luas, diantaranya oleh Universitas Pertanian China Selatan di RRC, Universitas Groningen di Belanda, Universitas Prince Songkla di Thailand, Institut Teknologi Bandung di Bandung dan Universitas Andalas di Padang -dua universitas terakhir berasal dari Indonesia. (MJ/dari berbagai sumber).
http://www.palangkaraya.net/olahraga-kesehatan/2011/07/25/karamunting-si-liar-yang-bermanfaat

ikan puyau

  Halus wan nyaman, itulah galaran nang tepat sagan iwak ngini.Iwak Seluang atau iwak wader pari  adalah iwak nang banyak dihaga di sungai Kalimantan. Bentuknya saikit gipih memanjang, dan ukuran awaknya halus nang kaya jari kelingking.Iwak ngini bargarak dalam kumpulan, berwarna perak, lawan katujunya "menari" dipinggir sungai sehingga sahingga mamantulkan cahaya matahari dengan sisiknya pada siang hari.Iwak ngini  dapat berkembang biak dengan mudah di sungai yang mengalir. Ukuranyanang  halus wan gipih membuat iwak ngini sangat nyaman bila disanga wan bahkan dijadikan oleh-oleh khas bila bakunjung ke Kalimantan.
http://sang-aruna.blogspot.com/2011/03/ikan-sungai-kalimantan.html