Jumat, 28 Februari 2014

PENGOLAHAN MANDAI

mandai.jpg
Dalam kebudayaan Banjar juga mengenal berbagai macam jenis makanan dan minuman, masakan yang ada di daerah Kalimantan Selatan biasanya unik dan menyesuaikan dengan bahan makanan yang ada di sekitar. Seperti jenis masakan yang satu ini, namanya Mandai Basang atau kulit buah Tiwadak (cempedak) yang digoreng. Orang Banjar menyebut kulit cempedak sebagai mandai ada juga yang menyebutnya dami. Banyak orang yang bingung dan tidak tahu dengan masakan dari kulit cempedak ini, bahkan ada beberapa kenalan saya yang tidak pernah memakan mandai ini padahal lahir di Banjarmasin. Rata-rata komentarnya ketika sudah merasakan “ai nyaman lah sakalinya” (ah enak ternyata), entah kenapa ada saja orang Banjar atau orang yang sudah lama tinggal di daerah Kalimantan Selatan yang tidak tahu jenis makanan ini.
Mandai sudah lama dijadikan lauk alternatif bagi orang Banjar, kalau hanya mengingat untuk memakan buahnya kebanyakan orang tidak terpikir untuk memanfaatkan kulitnya. Sebelum diolah, kulit cempedak dikupas bagian luarnya sehingga tampak putih kemudian dibersihkan. Nah, bagian inilah yang disebut mandai atau dami tadi, setelah menjadi mandai biasanya tidak bisa langsung digoreng tetapi harus direndam lebih dulu di dalam air selama beberapa jam. Lamanya merendam tergantung yang punya niat memasak, seperti mandai di rumah saya sudah sebulan masih saja direndam karena tidak tiap hari memakannya. Dengan direndam ini daging mandai akan menjadi lunak sehingga saat digoreng nanti lebih mudah dan hasilnya lebih enak seperti menggigit daging.
Berikut ini resep sederhana untuk memasak mandai:
Bahan : kulit cempedak yang sudah dibersihkan (mandai), minyak goreng
Bumbu : brambang/bawang merah, bawang putih, lombok merah/hijau, garam. semua bumbu secukupnya.
Cara membuat :
  • kulit cempedak yang sudah dibersihkan dipotong-potong, besarnya tergantung keinginannya ada yang suka potongan besar ada juga yang kecil-kecil.
  • bumbu-bumbu dikumpulkan kemudian dihaluskan bersamaan.
  • campurkan mandai tadi ke dalam bumbu, dioles-oles atau cara apa saja yang penting mandai dan bumbu menyatu.
  • panaskan minyak goreng, tunggu sampai panasnya merata agar menggoreng mandainya mudah.
  • yang terakhir gorenglah mandai di dalam minyak yang sedang panas-panasnya untuk mendapatkan hasil yang aduhai 
Cara menyajikan mandai sama seperti menyajikan lauk lainnya, cukup dihidangkan di dalam piring sudah bisa dinikmati oleh seluruh keluarga, apalagi dimakan dengan nasi panas, uma ai nyaman banar !! tapi bagi yang punya penyakit maag kambuhan hati-hati jangan kebanyakan 
http://kerajaanbanjar.wordpress.com/2007/03/28/mandai-basang-goreng-kulit-cempedak/

IKAN TAPAH




Misteri Ikan Tapah

Ingatkah lagi anda kepada cerita Tuk Kaduk? Tuk Kaduk, lagenda humor tempatan. Di mana Tuk Kaduk, seorang pemimpin politik yang gemar bertaruh dalam perlawanan melaga/sabung ayam. Beliau sanggup mempertaruhkan kawasan jajahannya kepada Raja. Malah, sanggup bertukar ayam dengan lawannya sendiri. Kesudahannya, Tuk Kaduk "menang sorak, tapi kampung tergadai".

Pernahkah anda terfikir apa kesudahan cerita tersebut? Yup, selepas Tuk Kaduk tu kalah dan tergadai kampung halaman, dia terus masuk dalam hutan dengan rasa kecewa yang teramat. Kini Tuk Kaduk sudah papa kedana dan juga kelaparan. Apakan daya, sudah kalah bertaruh. Akhirnya, Pak Kaduk tertidur dalam keadaan lapar.

Tiba-tiba, Tuk Kaduk dikejutkan oleh seekor makhluk berbulu. Apabila Tuk Kaduk terjaga, beliau mendapati makhluk berbulu itu adalah seekor kucing hitam yang sangat comel. Kucing itu seolah-olah ingin menunjukkan sesuatu kepada Tuk Kaduk. Lalu beliau mengekori kucing itu.

Kucing hitam yang sangat cute itu telah membawa Tuk Kaduk sehingga ke arah satu tebing sungai. Di situ, Tuk Kaduk mendapati ada seekor ikan tapah terdampar cantik tepi tebing sungai tu. Disebab beliau sudah lapar gile, Tuk Kaduk pun segera mendapatkan ikan tapah itu.

Apabila Tuk Kaduk membelah perut ikan tapah itu, alangkah terkejutnya beliau kerana di dalam perut ikan tapah itu ada banyak emas!!!

Tanpa melengahkan masa Tuk Kaduk telah mengambil semua emas di dalam perut ikan tapah itu, dan kemudian menjahit semula perut ikan tapah itu. Ikan tapah tersebut telah dicampak semula ke dalam sungai. Ketika itu, Tuk Kaduk telah bersumpah (orang melayu pada masa zaman itu belum memeluk Islam) bahawa keturunannya tidak boleh makan dan menyentuh ikan tapah ini. Selepas itu, dengan emas-emas yang ada, Tuk Kaduk kembali ke pentas politik ketika itu dan mengambil semula kawasan jajahannya (lebih kurang macam Dato Seri Anwar Ibrahim make a come back gitu2).

Sehingga kini, sumpahan terhadap keturunan Tuk Kaduk ini masih berkekalan. Di mana keturunannya tidak boleh makan dan menyentuh ikan tapah ini. Kononnya, jika mereka melanggar sumpah/pantang ini, mereka akan terkena penyakit kulit yang bernama SEMALI iaitu pecah-pecah kulit berair dan gatal-gatal. Di samping itu, kulit mereka akan melecur, sakit sendi dan tulang.

Dalam satu kes yang pernah terjadi di mana salah seorang dari anggota keluarga berketurunan Tuk Kaduk ini terkena air percikan dari ikan tapah ni di pasar basah. Seperti tertera dalam lagenda, penyakit kulit telah naik di kaki dia. Berminggu-minggu tidak boleh sembuh. Akhirnya, dia terpaksa pulang ke Kampung di Lambor Kanan, di mana emas Tuk Kaduk masih ada disimpan untuk tujuan perubatan. Emas Tuk Kaduk direndam dalam air, dan air rendaman itu diminum dan disapukan ke atas kulit itu. Beberapa hari selepas itu, kulit dia pulih...

Keturunan Tuk Kaduk ini berasal daripada Lambor Kiri, Lambor Kanan, Bota Kanan, Bota Kiri dan Pulau Tiga yang terletak di Perak Tengah. Di sinilah asal usul keturunan aku.... herm...

PAIS PISANG

PAIS PISANG


Inilah salah satu penganan khas BANJAR yang kusukai.
Namanya Pais Pisang. namun Di Jawa Tengah, orang biasa menyebutnya Nogosari.
Bahan bakunya adalah tepung terigu yang dicampur air, garam dan gula untuk kemudian dijadikan adonan.
Setelah jadi adonan, ditaruh pada selembar daun pisang, dibentuk segi empat trus diselipin potongan pisang di dalamnya.
Setelah dikukus beberapa lama, jadilah kue yang dimaksud.

Warna aslinya adalah putih tetapi mungkin karena pertimbangan biar nda terasa monoton maka kadang2 diberi pewarna hijau.

Di beberapa daerah di Indonesia juga ada yang seperti ini tapi namanya lain.
Di Pontianak namanya LUPA PISANG sementara di Manado, hampir mirip, NAGASARI.
http://symphoniofsurya.blogspot.com/2009/09/pais-pisang.html

MANJARUK KALANGKALA




jaruk kalangkala
Bahan-bahannya: 15 bigi kalangkala
banyu masak nang dingin 1 1/2 galas
uyah sacukupnya
gula pasir sacukupnya
Cara manjaruknya: Banyu masak dingin masukkakan uyah,gula pasir lalu masuk
kakan kalangkala nang sudah dipupuli tangkainya ka dalam
banyu tadi. tutupi wadahnya.lalu simpan, kaina disajiakan
gasan makan siang.
(resep kaka Ida Banjarmasin)
Resep tiwadak babanam( parung)
Bahan-bahannya:  tiwadak anum( muda) 1 bigi
santan  masak tapi jangan  keluar minyak 2 galas
bawang habang 3 bigi
lumbuk habang 1 bigi
lumbuk rawit  5 bigi
acan ( terasi ) sacukupnya
uyah (garam) sacukupnya
gula pasir sacukupnya
Cara mamasaknya: Tiwadak dibanam (dibakar) tapi ditusuk dahulu sam-
pai tambus supaya gatahnya kaluar.dibanam sambil di-
balik-balik sampai masaknya rata.
bawang habang dibanam  jua,lumbuk habang direbus
cannya dibanam  lalu dipirik samunyaan, lumbuk habang
lumbuk rawit, bawang habang 2 bigi,acan, uyah, gula pasir
sampai lanik ( halus). Imbah tu campur wan santan,
bawang habang nang sisa sabigi diputung masukkakan
ke dalam santan campur wan bumbu.Tiwadaknya diku-
pas lalu diputung-putung  buang sulurnya masukkakan
dalam santan nang sudah babumbu.siap disajiakan.
http://budaya-urangbanjar.blogspot.com/2013/04/manjaruk-kalangkala.html

BIJI KARET

Belajar Bersama Alam

Picture
Tanaman karet berasal dari bahasa latin yang bernama Hevea braziliensis yang berasal dari  Brazil. Sejarah karet bermula ketika Christopher Columbus menemukan benua Amerika pada tahun 1476. saat itu, Columbus tercengang melihat orang-orang Indian bermain bola dengan menggunakan suatu bahan yang dapat memantul bila dijatuhkan ketanah. Bola tersebut terbuat dari campuran akar, kayu, dan rumput yang dicampur dengan suatu bahan (lateks) kemudian dipanaskan diatas api unggun.

Tanaman karet merupakan pohon yang tumbuh tinggi dan berbatang cukup besar, tinggi pohon dewasa mencapai 15-25 meter. Batang tanaman biasanya tumbuh lurus dan memiliki percabangan yang tinggi diatas. Batang tanaman ini mengandung getah yang dikenal dengan nama lateks. Daun karet terdiri dari tangkai daun utama dan tangkai anak daun. Panjang tangkai daun utama 3-20cm. Panjang tangkai anak daun sekitar 3-10cm dan pada ujungnya terdapat kelenjar. Biasanya ada tiga anak daun yang terdapat pada sehelai daun karet. Anak daun berbentuk eliptis, memanjang dengan ujung meruncing, tepinya rata dan gundul.


Biji karet terdapat dalam setiap ruang buah. Jumlah biji biasanya ada tiga kadang enam sesuai dengan jumlah ruang. Biji karet berukuran besar dengan kulit keras. Warnanya coklat kehitaman dengan bercak-bercak berpola yang khas. Sesuai dengan sifat dikotilnya, akar tanaman karet merupakan akar tunggang. Akar ini mampu menopang batang tanaman yang tumbuh tinggi dan besar

Biji karet mengandung karbohidrat, protein, dan lemak, tetapi dalam pengolahannya harus direbus minimal 2 jam untuk mengeluarkan racunnya. Biji karet juga bisa dijadikan pakan ternak dan sumber bio-energi alternatif yang dapat membantu masyarakat desa. Cangkang juga bisa digunakan  untuk  bahan bakar, baik melalui pengarangan maupun langsung.

HALILING (KEONG SAWAH)

Haliling, satu jenis siput sungai yang suka dimakan juga warga kampung aku
Haliling
——————-
Di kalimantan selatan banyak ditemukan haliling khususnya didaerah sawah yang tergenang, haliling merupakan jenis keong sawah yang hidup didaerah persawahan, habitatnya di daerah persawahan dan tempat yang juga mirip sawah, yang airnya cukup bening, berlumpur dan airnya tak berarus/bergerak. Siang hari haliling  ini bersembunyi ke dasar lumpur sehingga sulit dicari dan dikumpulkan. Malam hari ia menyebar menempel-nempel di batang padi atau tumbuhan lainnya. Pedagang haliling di pasar tradisional biasanya mengumpulkan haliling tersebut pagi hari, saat haliling masih berada di permukaan air dan menempel-nempel di batang padi (Herdiawan, 2006).
Haliling (marga Bellamya) termasuk dalam kelompok Operculata yang hidup di perairan dangkal yang berdasar lumpur serta ditumbuhi rerumputan air, dengan aliran air yang lamban, misalnya sawah, rawa-rawa, pinggir danau dan pinggir sungai kecil. Binatang ini lebih menyukai perairan yang airnya jernih dan bersih. Haliling mirip dengan tutut, termasuk keong suku viviparidae ini bisa memiliki tinggi cangkang sampai 40 mm dengan diameter 15-25 mm, bentuknya seperti kerucut membulat dengan warna hijau-kecoklatan atau kuning kehijauan. Puncak cangkang agak runcing; tepi-cangkang menyiku tumpul pada yang muda; jumlah seluk 6-7, agak cembung, seluk akhir besar. Mulut membundar, tepinya bersambung, tidak melebar, umumnya hitam. Operculum agak bundar, tipis, agak cekung, warna coklat kehitaman (Yulian, 2007).
Haliling  mengandung zat gizi makronutrien berupa protein dalam kadar yang cukup tinggi pada tubuhnya. Berat daging satu ekor haliling dewasa dapat mencapai 4-5 gram. Selain makronutrien, tubuh haliling juga mengandung mikronutrien berupa mineral, terutama kalsium yang sangat dibutuhkan oleh manusia. Dengan pengelolaan yang tepat, haliling dapat dijadikan sumber protein hewani yang bermutu dengan harga yang jauh lebih murah dari pada daging sapi, kambing atau ayam (Firdaus, 2007).
Nilai gizi haliling hampir sama dengan kalambuai, hal ini dikarenakan haliling termasuk jenis keong-keongan Berikut merupakan analisis gizi dari kalanbuai. Hasil uji proksimat dapat diketahui kalambuai mempunyai kandungan protein bisa mencapai 16 – 50 persen (Plantus, 2007).
http://hasanzainuddin.wordpress.com/nutrisi-alam-kampungku/

CARA MEMBUAT GAGUDUH GUMPAL



Hasil jadinya kurang lebih seperti ini



Guguduh /Gaguduh Gumpal.
Bahan :
  • 3 buah Pisang kepok, pisang Raja, atau pisang Ambon, pisang lain yang manis ( belah empat, potong kecil )
  • 250 gr Tepung terigu
  • 1 butir telur
  • 2 sdm gula pasir
  • 1/2 sdt garam
  •  Ekstrak Vanili bubuk secukupnya, atau bisa diganti dengan bumbu spekuk atau bubuk kayu manis( optional )
  • Air secukupnya

Cara :
  1. Masukkan telur dalam mangkok, kocok lepas, tambahkan gula, garam dan vanili bubuk, aduk rata.
  2. Tambahkan tepung terigu dan sedikit air, aduk sampai tidak bergumpal-gumpal, lalu tambahkan air lagi sampai kekentalannya kurang lebih seperti susu kental manis.
  3. Masukkan pisang, aduk rata.
  4. Goreng dalam minyak panas, caranya : gunakan sendok makan sebagai takarannya, masukkan sesendok demi sesendok, kalau bagian bawahnya sudah berwarna kuning keemasan, balik. 
  5. Tunggu sampai sisi yang lain juga berwarma kuning keemasan. Angkat dan tiriskan.http://dapurummumusasyi.blogspot.com/2010/11/pisang-goreng.html

BUAH LANGSAT

langsat makassarKita ketahui bahwa pulau sulawesi terkenal dengan buah langsat khususnya didaerah makassar,bulan februari sampai maret makassar banjir dengan buah langsat yang sangat manis rasanya yang bermunculan dari berbagai daerah.harganya sangat terjangkau hanya Rp 2000/KG.Kalangan atas dan bawah semua bisa menjangkaunya.prediksi langsat dimakassar akan terus banjir sampai bulan mei.
http://arsingtadda.wordpress.com/2010/03/11/makassar-banjir-buah-langsat/

IKAN PAPUYU


Ikan yang satu ini tak asing lagi bagi masyarakat Kalimantan Tengah khususnya warga Kota Kuala Kapuas, .. setiap hari masyarakat disini selau ada aja yang membawa unjun (joran pancing), baik itu selepas jam kantor apalagi pada hari libur, pasti banyak yang mancing, dari orang tua sampai anak anak semua pada hobby mancing, demikianlah kehidupan di Kota Kuala Kapuas, Ikan Papuyu (betok) selain dagingnya sangat gurih dan enak, harganya mahal, tapi mancingnya sangat mudah. Hal inilah yang menyebabkan sebagian besar warga Kuala Kapuas sangat suka memancing ikan ini.. terutama saya hehehe :D By The way... ikan papuyu pada gambar diatas saya dapat memancing hanya di sekitar rumah pada sore hari.. pas nemu spot nya yang pas, Kolam yang atasnya di tumbuhi banyak tumbuhan air tetapi dalam, sehingga hanya ada sedikit celah untuk menaruh umpan ke dalam air. Menurut pengalaman memancing saya dari dulu, tempat seperti itulah area yang paling disukai ikan ikan papuyu yang besar untuk bersembunyi dan berkembang biak. Jadi untuk teman netter yang hobby memancing ikan papuyu, mungkin seperti itulah tempat sebagai gambaran apabila ingin mendapatkan ikan papuyu yang besar besar. Kalau di tempat yang terbuka dan rame ikan ini kurang suka, kalaupun ada, yang makan umpan cuma papuyu ukuran kecil. Nah demikian sedikit tips dari saya untuk bro, bri, dan rekan sekalian cara jitu mencari spot mancing ikan papuyu yang besar.
http://pemancingkapuas.blogspot.com/2013/08/memancing-papuyu_2.html

kijing (kerang sungai)

 KIJING(kerang sungai)

Kijing (Pilsbryoconcha exilis) adalah kata dalam Bahasa Jawa yang artinya sejenis kerang yang hidup di sungai. Dalam Bahasa Melayu disebut Remis, dan dalam Bahasa Sunda namanya Haremis. Kijing sangat suka mengendap di dasar sungai yang berpasir dan bersuhu dingin. Kulitnya berwarna kuning  ada juga bagian yang berwarna biru kehitaman. Kulitnya keras seperti marmer licin tapi tidak berbulu. Jika dibuka, akan terlihat bagian dalamnya yang seperti Kepah atau Kupang dalam Bahasa Jawa Timur yaitu mirip kerang tetapi putih dan gepeng melebar, rasanya kenyal.
Kijing atau Pilsbryoconcha exilis tergolong dalam moluska yang hidup di dasar perairan dan makan dengancara menyaring makanan yang ada di dalam air atau  filter feeder. Hewan ini berbentuk simetri bilateral yang terdiri daridua cangkang. Kijing memiliki kandungan protein yang tinggi dan kandungan asam lemak tak jenuh yang sangatdibutuhkan oleh tubuh. Kijing dimanfaatkan sebagai bahan makanan yang biasa dijadikan kerupuk oleh masyarakat, namun produksi kijing belum banyak dimanfaatkan masyarakat walaupun kijing memiliki potensial yang besar sebagai bahan pangan yang bergizi tinggi.http://supplykeongmas.blogspot.com/2012/10/kijing-kerang.html